Minggu, 23 Maret 2014

Sehari Wisata Kuliner di Yogya

Berkat undangan pernikahan teman lama, saya pun menginjakkan kaki di Yogyakarta selama akhir pekan. Bersama dengan beberapa teman, kami berniat untuk melakukan wisata kuliner. Dan, tak lama saya menginjakkan kaki di Bandara Adisucipto, berbagai usulan tempat makan pun terlontar. Sebagai tempat tujuan pertama adalah Gudeg Yudjum.

 
 www.sindermargasari.blogspot.com

Simak logo ini berarti kamu tiba di tempat yang benar untuk menikmati makanan khas Yogyakarta. (Syanne Susita)

Gudeg Yudjum
Sebagai kota yang juga dikenal sebagai kota gudeg, memang kurang afdol jika tak mencicip gudeg. Dan, bukan kebetulan jika gudeg paling populer, Gudeg Yudjum, punya salah satu cabang restoran yang dekat dengan bandara. Kami pun langsung menuju TKP untuk sarapan pagi.

www.dapursarah11.blogspot.com 
 http://cakning.com
 
Paket nasi gudeg dan telor dari Gudeg Yudjum hanya hanya 10 ribu perak tapi super nikmat. (Syanne Susita)
Menyimak menu, ada sepuluh paket nasi yang bisa dipilih jika ingin menyantap gudeg di restoran ini. Mulai dari nasi gudeg dengan tahu atau tempe yang bisa dinikmati hanya dengan mengeluarkan kocek tujuh ribu perak hingga nasi gudeg dengan potongan dada ayam seharga 20 ribu rupiah.

www.rahasiadibalikkeberuntungan.com/?id=gemilang

Berhubung gudeg yang markas pertamanya terletak di Jalan Kaliurang KM 45, Karang Asem ini sering dijadikan oleh-oleh, tersedia juga pilihan kendil dan besek yang dijual mulai dari harga 50 ribu hingga 190 ribu rupiah.

Saya memilih untuk bersantap paket nasi gudeg telor sebagai santapan sarapan pagi. Walau hanya dengan lauk telur, harus saya akui pasangan gudeg sayur nangka dan krecek gudeg Yudjum ini memang sedap sekali. Bumbunya begitu meresap di gudeg dan rasanya pun tidak terlalu manis dan berpadu harmonis di lidah dengan pedasnya krecek yang kenyal dan empuk.


Warung Masakan Omah Bu Ageng
Selesai menyantap gudeg Yudjum, saya bersama teman mengunjungi Keraton yang selalu menjadi tempat yang menarik ditengok terutama di bagian museum untuk menyimak perjalanan karir dan pencapaian Sultan Agung IX terhadap Republik Indonesia. Lelah mengelilingi Keraton dan Taman Sari yang super luas, saya pun langsung menuju Warung Masakan Omah Bu Ageng yang terletak di bilangan Tirtodipuran dan Prawirataman. Bu Ageng ini tak lain adalah istri dari seniman Butet Kertaredjasa.




http://cakning.com/?sp=gemilang
 
Suasana restoran yang semi outdoor dan perabotan yang terbuat dari kayu serta interior yang menampilkan banyak foto hitam putih membuat rasa nyaman dan betah untuk berlama-lama menikmati suasana di dalam restoran.

 
 www.rumahtantan.blogspot.com

Tampak depan restoran ibu Ageng yang terletak di Jalan Tirtodipuran ini. (Syanne Susita)
Berhubung kita belum tahu apa yang menjadi andalan restoran ini, kami pun bertanya pada pramusajinya. Dan, ternyata yang jadi andalah adalah eyem penggeng (ayam panggung bumbu areh), ayam nylekit, sambal kutai, sayur lodeh, dan nasi campur yang terdiri dari semur lidah sapi, paru ketumbar, dan baceman kambing. Harga makanan dan minuman di sini terbilang murah karena semua berkisaran 20 hingga 30 ribu rupiah.

www.dapursarah11.blogspot.com 
 www.KrandanSari.blogspot.com

Sate Klatak, satu porsi hanya dua tusuk dan unik karena saus pendampingnya kuah gulai. (Syanne Susita)

Sate Klatak Pak Bari
Sesudah menghadiri pernikahan teman, petualangan kuliner saya berlanjut. Kali ini, mobil sewaan berjalan menuju Bantul untuk menikmati Sate Klathak Pak Bari. Sate ini hanya dijajakan pada malam hari karena mengambil lokasi Pasar Wonokromo seusai digunakan pedagang pasar berjualan di siang harinya.

Dan, jangan heran jika semakin malam, semakin ramai dan panjang jejeran mobil parkir di depan pasar. Saat menyantap juga harap mengerti dengan suasana yang agak temaram karena penerangan juga hanya seadanya, tidak menggunakan fasilitas listrik pasar.

Yang membuat sate ini unik karena pengolahan sate ini berbeda dibanding kebanyakan sate. Sebelum dibakar, potongan daging kambing hanya ditaburi garam sebagai bumbu. Kemudian daging ditusukkan pada besi jeruji sepeda. Kabarnya, tusuk besi merupakan pengantar panas dalam daging sehingga memberi kematangan hingga ke dalam daging. Panasnya pun lebih tahan lama.  Saus pendampingnya juga bukan saus kecap atau kacang, melainkan kuah gulai yang tidak terlalu ketal. Memesan seporsi sate klatak, kita akan mendapatkan dua tusuk sate saja.

www.bajuindrayanti.blogspot.com

Sebagai teman bersantap sate klatak, pesanlah nasi goreng yang super pedas dan teh panas. Tiga kombinasi makanan minuman ini dijamin akan menjadi petualangan kuliner yang super nikmat.

 

www.topi12pas.blogspot.com

Buat yang penasaran bagaimana membuatnya, bisa langsung mengintip pembuatan bakpianya di toko sekaligus pabrik …

http://UsahaDropshipping.com/?id=gemilang
 
Bakpia Pathok 25
Keesokan harinya, sebelum ke bandara untuk kembali ke Jakarta, saya pun menyempatkan diri mampir ke Bakpia Pathok 25 untuk membeli oleh-oleh. Lagi-lagi, saya diingatkan oleh pak supir kalau mampir ke daerah Pathok untuk membeli bakpia, jangan sampai terkecoh. Di sepanjang jalan Pathok ini memang banyak penjual bakpia tetapi bakpia kacang hijau yang paling enak dan populer adalah Bakpia Pathok 25.
Bakpia Pathok 25, camilan andalan buat oleh-oleh dari Yogyakarta. (Syanne Susita)
Rumah bakpia ini agak masuk ke dalam sehingga dari luar tidak terlihat terlalu besar. Padahal jika sudah masuk ke dalam, tempat Bakpia Pathok ini sangat luas. Berhubung toko dan tempat pembuatannya berada dalam satu tempat, bagi yang penasaran ingin mengintip proses pembuatannya pun bisa langsung dilihat.

Kini Bakpia Pathok tidak hanya menjual bakpia rasa kacang hijau saja tetapi berbagai macam rasa seperti rasa keju, coklat, duren, nanas, dan kacang hitam. Yang menyenangkan adalah kita bisa mencoba terlebih dahulu berbagai pilihan rasa bakpia tersebut karena selalu ada sampel yang masih panas baru keluar dari dapur.

Untuk membeli bakpia, ada dua pilihan ukuran: isi 15 dan isi 20. Dan, jika ingin mencoba semua rasa, bisa membeli satu kotak bakpia aneka rasa. Sekarang, toko Bakpia Pathok 25 juga menjual banyak makanan khas daerah sebagai oleh-oleh. Jadi, semakin banyak pilihan deh jika mampir ke sana.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar