Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu
meresmikan Sekolah Kuliner Dapur Nusantara BNI yang berada di SMK Negeri
1 Kudus, Jawa Tengah (Foto:Sindo)
SEKOLAH tata boga selama ini mengacu pada kuliner
Barat. Sementara masakan tradisional justru dipandang sebelah mata.
Padahal, negara-negara di Asia lain berlomba-lomba mengenalkan
kulinernya kepada dunia.
“Apa saja masakan Indonesia?”, setiap mendapat pertanyaan ini dari orang asing manakala berkunjung ke luar negeri, William Wongso mengaku bingung menjawab. Sebab, selama ini tidak ada masakan Indonesia menurutnya, yang ada masakan masing-masing daerah. Indonesia memang memiliki tradisi kuliner daerah yang kaya ragam dan unik di dunia. Malah boleh disebut sebagai negara yang paling banyak memiliki keragaman hidangan. Tradisi luhur tersebut tersebar di 34 provinsi Indonesia dengan bermacam jenis makanan dan minuman.
Namun, secara umum kuliner Indonesia hanya identik pada beberapa jenis makanan, seperti nasi goreng, sate, atau gado-gado. Bandingkan dengan negara lain yang sudah lebih dulu aktif mengenalkan tradisi kulinernya kepada dunia. Sebut saja Vietnam, Laos, Malaysia, Korea, dan Thailand. Beruntung, sejak tahun lalu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif resmi menetapkan 30 makanan dan minuman yang paling mewakili aset kuliner terbaik Indonesia.
“Apa saja masakan Indonesia?”, setiap mendapat pertanyaan ini dari orang asing manakala berkunjung ke luar negeri, William Wongso mengaku bingung menjawab. Sebab, selama ini tidak ada masakan Indonesia menurutnya, yang ada masakan masing-masing daerah. Indonesia memang memiliki tradisi kuliner daerah yang kaya ragam dan unik di dunia. Malah boleh disebut sebagai negara yang paling banyak memiliki keragaman hidangan. Tradisi luhur tersebut tersebar di 34 provinsi Indonesia dengan bermacam jenis makanan dan minuman.
Namun, secara umum kuliner Indonesia hanya identik pada beberapa jenis makanan, seperti nasi goreng, sate, atau gado-gado. Bandingkan dengan negara lain yang sudah lebih dulu aktif mengenalkan tradisi kulinernya kepada dunia. Sebut saja Vietnam, Laos, Malaysia, Korea, dan Thailand. Beruntung, sejak tahun lalu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif resmi menetapkan 30 makanan dan minuman yang paling mewakili aset kuliner terbaik Indonesia.
Pemilihan 30 ikon kuliner tradisional Indonesia ini didasarkan pada kemudahan memperoleh bahan dan bumbu serta kuliner yang paling banyak digemari oleh masyarakat. Sejalan dengan itu, guna mengasah kemampuan para lulusan sekolah tata boga dalam menguasai 30 ikon kuliner Indonesia, Bank Negara Indonesia (BNI) bersama Djarum Foundation mendirikan Sekolah Kuliner Dapur Nusantara BNI (Kudapan BNI) yang berada di SMK Negeri 1 Kudus, Jawa Tengah.
William Wongso pun didapuk untuk mendampingi para staf pengajar agar sanggup menjadi pendidik kuliner tradisional Indonesia yang memiliki kualitas internasional. Selama setahun penuh dirinya memberikan pelatihan intensif kepada pengajar SMK tersebut guna meneruskannya kepada peserta didik.
“Juru masak khusus masakan
tradisional belum ada. Makanya, saya yakin dalam waktu tidak lama lagi
SMK ini akan kebanjiran siswa dari luar daerah. Merekalah perwakilan
Indonesia yang akan mengantarkan kuliner kita ke dunia,” kata pakar
kuliner Indonesia ini pada peresmian Sekolah Kudapan BNI, Rabu (12/2)
di Kudus.
Bukan hanya didampingi pakar kuliner yang telah mendunia, SMK ini juga dilengkapi dengan teaching kitchenberstandar internasional. Termasuk ruang kelas memasak dengan cooking theaterdan teaching restaurantsebagai ajang praktik siswa dan siswi dalam menyajikan 30 ikon kuliner tradisional Indonesia.
Bukan hanya didampingi pakar kuliner yang telah mendunia, SMK ini juga dilengkapi dengan teaching kitchenberstandar internasional. Termasuk ruang kelas memasak dengan cooking theaterdan teaching restaurantsebagai ajang praktik siswa dan siswi dalam menyajikan 30 ikon kuliner tradisional Indonesia.
“Di samping membawa 30 ikon kuliner tradisional Indonesia ke kancah dunia, tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kualitas sekolah menengah kejuruan di Kabupaten Kudus serta membuka kesempatan berkarier yang lebih luas di sektor ekonomi kreatif dalam lingkup domestik dan internasional,” ujar Primadi H Serad selaku Program Director Djarum Foundation.
Hadir pada kesempatan itu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu yang sekaligus meresmikan sekolah. Menurutnya, selama ini masakan Indonesia masih mengambang keberadaannya, dalam arti tidak jelas apa yang mau ditonjolkan.
Namun, dengan kehadiran 30 ikon kuliner Indonesia yang juga berisi resep standar serta diperkaya dengan penjelasan mengenai nutrisi dan bahan yang digunakan, maka makanan Indonesia pun siap bersaing di kancah internasional.
“30 ikon kuliner ini meliputi tiga kriteria, yaitu makanan harus disukai banyak orang, bahan baku mudah didapat, mengingat akan dibawa ke tingkat internasional, dan yang terakhir setiap makanan harus memiliki cerita sendiri,” ujar Mari.
Dia mengungkapkan, bidang kuliner merupakan sektor terbesar di industri kreatif yang nilainya mencapai Rp208,6 triliun. Bahkan, penyerapan tenaga kerja di bidang ini mencapai antara 3–4 juta pekerja. Kepala SMK Negeri 1 Kudus Sudirman mengatakan, saat ini para siswa jurusan tata boga kelas X dan XI sudah diajarkan cara membuat kuliner tradisional yang ditetapkan menjadi 30 ikon kuliner tradisional di Tanah Air. (ftr)
Kerjasama Investasi Pembelian dan Keagenan Telur secara Kontinyu - berkah telur global permata
http://globalpermata.co/?id=ternakhoki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar